Senin, 18 November 2024

Komitmen Pertamina dalam Proyek Penyimpanan Carbon

Komitmen Pertamina dalam Proyek Penyimpanan Carbon

Baku – Dalam upaya mendukung transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, PT Pertamina (Persero) mulai menggarap peluang perdagangan karbon. Dalam forum COP 29 di Baku, Azerbaijan, CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis, memaparkan sejumlah strategi perusahaan untuk membangun bisnis karbon yang berkelanjutan dan inovatif.

John menjelaskan bahwa perdagangan karbon menjadi peluang penting bagi perusahaan energi dan lingkungan. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar, termasuk melalui penerapan teknologi energi terbarukan dan proyek pelestarian alam. Salah satu langkah nyata yang dilakukan Pertamina adalah kolaborasi konservasi mangrove dengan mitra strategis.

“Kami menggunakan dua pendekatan utama: solusi berbasis teknologi seperti pengembangan energi terbarukan, dan solusi berbasis alam seperti konservasi mangrove yang bisa menghasilkan kredit karbon,” jelas John.

Baca Juga

PLN Enjiniring Kembangkan Pasar Oksigen Rendah Karbon, Tim GOXY Raih Juara III di HLN ke-79

Dengan semakin meningkatnya permintaan karbon serta harga yang kian kompetitif di pasar internasional dan domestik, John meyakini bahwa pasar karbon di Indonesia memiliki masa depan cerah, terlebih jika pemerintah memperluas mekanisme penyimpanan karbon.

PNRE juga aktif dalam mengurangi emisi dengan berbagai inisiatif, seperti meningkatkan efisiensi operasional, menghapus zero flaring, serta menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

“Bagi kami, ini bukan sekadar soal mencapai target emisi, tetapi menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan mendukung masa depan rendah emisi,” tambahnya.

Pertamina juga bermitra dengan perusahaan internasional, termasuk ExxonMobil dan perusahaan Jepang, untuk proyek penyimpanan CO2 menggunakan reservoir minyak dan gas yang telah tidak aktif di Indonesia. Potensi kapasitas penyimpanan ini mencapai hingga 5 gigaton CO2, yang diharapkan mampu berkontribusi besar terhadap penurunan emisi karbon nasional.

John turut menegaskan pentingnya peran perusahaan dalam mendukung agenda net zero, termasuk dengan menerapkan kredit karbon dan sertifikasi net zero dalam operasionalnya.

“Generasi muda semakin peduli pada isu lingkungan, dan kami berusaha menjadi pelopor dalam menciptakan bisnis yang ramah lingkungan serta berkelanjutan,” tuturnya.

Melalui langkah-langkah tersebut, Pertamina menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam transisi energi berkelanjutan. Komitmen perusahaan ini selaras dengan target NZE 2060 dan penerapan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) serta Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aspek bisnis dan operasionalnya.

Redaksi

Redaksi

insiderindonesia adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PT Pertamina Dukung Inisiatif Global untuk Pengurangan Emisi Metana di Sektor Energi

PT Pertamina Dukung Inisiatif Global untuk Pengurangan Emisi Metana di Sektor Energi

PT Pertamina Berkomitmen pada Pengelolaan Emisi Gas Metana untuk Mencapai Net Zero Emission

PT Pertamina Berkomitmen pada Pengelolaan Emisi Gas Metana untuk Mencapai Net Zero Emission

Strategi PT Pertamina dalam Mengurangi Emisi Gas Metana dan Mewujudkan Transisi Energi Bersih

Strategi PT Pertamina dalam Mengurangi Emisi Gas Metana dan Mewujudkan Transisi Energi Bersih

Solusi Berbasis Carbon: Inisiatif Hijau Pertamina

Solusi Berbasis Carbon: Inisiatif Hijau Pertamina

PT Pertamina dan JOGMEC Berkolaborasi untuk Pengurangan Emisi Metana yang Lebih Efisien

PT Pertamina dan JOGMEC Berkolaborasi untuk Pengurangan Emisi Metana yang Lebih Efisien