Pertamina Maksimalkan Carbon Market untuk Masa Depan Hijau

Kamis, 14 November 2024 | 21:13:10 WIB

Baku – PT Pertamina (Persero) membuka peluang bisnis karbon sebagai bagian dari komitmennya untuk mendukung transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. CEO Pertamina New and Renewable Energy, John Anis, dalam sesi panel di COP 29 di Baku, Azerbaijan, memaparkan strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnis karbon.

John menekankan potensi besar perdagangan karbon bagi perusahaan energi dan manfaatnya yang signifikan untuk lingkungan. “Kami memiliki dua pendekatan utama dalam perdagangan karbon: pertama, solusi berbasis teknologi seperti energi terbarukan yang telah kami kembangkan. Kedua, solusi berbasis alam melalui kolaborasi dengan mitra strategis dalam proyek konservasi, seperti mangrove, yang dapat diformulasikan menjadi kredit karbon,” jelas John.

Ia juga menyoroti permintaan karbon yang terus meningkat serta proyeksi harga yang semakin kompetitif di pasar global, termasuk Indonesia. Menurutnya, perdagangan karbon memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan, terlebih dengan adanya inisiatif pemerintah untuk memperkenalkan mekanisme penyimpanan karbon yang lebih luas.

PNRE menunjukkan komitmennya dalam mengurangi emisi domestik melalui berbagai upaya, seperti efisiensi energi di unit operasional, penghapusan zero flaring, serta penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage). “Ini bukan sekadar mencapai target, tetapi tentang membangun bisnis yang selaras dengan masa depan rendah emisi dan mendukung transisi energi berkelanjutan,” tambah John.

Pertamina juga bekerja sama dengan mitra internasional seperti ExxonMobil dan perusahaan Jepang untuk mengembangkan proyek penyimpanan CO2, memanfaatkan reservoir minyak dan gas yang tidak aktif di Indonesia. Potensi penyimpanan karbon ini diestimasikan mencapai hingga 5 gigaton CO2, yang akan berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi Indonesia.

John menambahkan, peran perusahaan dalam mendukung inisiatif net zero melalui kompensasi kredit karbon dan penerapan sertifikasi net zero untuk operasional internal sangat penting. “Generasi muda semakin peduli dan ingin terlibat dalam pengelolaan risiko lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa Pertamina tidak hanya fokus pada keberlanjutan bisnis, tetapi juga masa depan yang lebih hijau,” tutupnya.

Dengan langkah-langkah ini, Pertamina memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri energi yang berkomitmen pada bisnis berkelanjutan, berperan aktif dalam upaya global pengurangan emisi karbon, dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).

Terkini