Pengelolaan Carbon Market Pertamina Dukung Transisi Energi Menuju Net Zero Emission

Selasa, 19 November 2024 | 20:12:17 WIB

Baku – PT Pertamina (Persero) membuka peluang bisnis karbon sebagai bagian dari upayanya mengadaptasi semangat transisi energi dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Dalam sesi panel di COP 29 di Baku, Azerbaijan, CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis, menyampaikan bahwa Pertamina memiliki sejumlah strategi untuk mengembangkan bisnis karbon.

John menekankan potensi besar perdagangan karbon bagi perusahaan energi dan manfaatnya yang signifikan bagi lingkungan. Ia juga mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam sektor ini, salah satunya melalui solusi berbasis teknologi energi terbarukan dan proyek konservasi mangrove yang dilakukan Pertamina bersama mitra strategis.

“Kami memiliki dua pendekatan utama dalam perdagangan karbon. Pertama, solusi berbasis teknologi, seperti energi terbarukan yang telah kami kembangkan. Kedua, solusi berbasis alam, di mana kami berkolaborasi dengan mitra strategis dalam proyek konservasi mangrove, yang nantinya dapat digunakan untuk menghasilkan kredit karbon,” kata John.

Dengan permintaan yang terus meningkat dan proyeksi harga karbon yang semakin kompetitif di pasar global, termasuk Indonesia, John menekankan bahwa potensi perdagangan karbon di masa depan sangat menjanjikan.

"Pasar karbon di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama ketika pemerintah mulai memperkenalkan mekanisme penyimpanan karbon yang lebih luas di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.

PNRE juga menunjukkan komitmennya dalam mengurangi emisi domestik melalui berbagai inisiatif, seperti efisiensi energi di seluruh unit operasional, penghapusan kegiatan zero flaring, dan penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS).

"Ini bukan hanya soal memenuhi target, tetapi bagaimana kami bisa menciptakan bisnis yang sejalan dengan masa depan rendah emisi dan mendukung transisi energi yang berkelanjutan," kata John.

Dalam kolaborasinya dengan mitra internasional seperti ExxonMobil dan perusahaan Jepang, PNRE juga fokus pada pengembangan proyek penyimpanan CO2 dengan memanfaatkan reservoir minyak dan gas yang tidak aktif di Indonesia.

Potensi penyimpanan karbon ini diperkirakan mencapai hingga 5 gigaton CO2, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pengurangan emisi Indonesia di masa depan.

John juga menyoroti pentingnya kontribusi perusahaan dalam mendukung berbagai acara net zero melalui kompensasi kredit karbon dan mengadopsi sertifikasi net zero untuk kegiatan internal.

“Generasi muda saat ini semakin peduli dan ingin berkontribusi dalam pengelolaan risiko lingkungan. Langkah ini membuktikan bahwa Pertamina tidak hanya berfokus pada keberlanjutan bisnis, tetapi juga pada masa depan yang lebih hijau,” tutupnya.

Melalui berbagai langkah tersebut, Pertamina menunjukkan posisinya sebagai pemimpin industri energi yang berkomitmen pada bisnis berkelanjutan dan berperan aktif dalam upaya global mengurangi emisi karbon.

Pertamina, sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya tersebut sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Terkini