PLN Indonesia Power: Menjadi Penjaga Keberlanjutan Melalui Program Transisi Energi

Senin, 18 November 2024 | 21:38:47 WIB

Jakarta – Sebagai salah satu perusahaan penyedia energi terbesar di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power telah bertransformasi secara signifikan untuk mendukung kebutuhan energi yang semakin kompleks di Indonesia dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Transformasi ini mencakup berbagai langkah inovatif yang bertujuan untuk memastikan pasokan listrik yang andal, efisien, dan berkelanjutan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa transformasi perusahaan difokuskan pada pengembangan teknologi energi terbarukan dan optimalisasi kinerja pembangkit listrik. "Kami memiliki komitmen kuat untuk menjadi pelopor dalam pengurangan emisi karbon dan mempercepat transisi energi di Indonesia melalui solusi berkelanjutan," kata Edwin.

PLN Indonesia Power berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat 'very good' berkat berbagai langkah strategis yang diambil dalam menghadapi tantangan besar. Salah satu tantangan utama adalah pengalihan aset pembangkit melalui pembentukan holding-subholding yang menggandakan kapasitas pembangkit perusahaan dari 10 GW menjadi 21 GW. Selain itu, PLN IP turut mendukung visi Transformasi 2.0 PLN yang bertujuan untuk menjadikan perusahaan sebagai salah satu dari 500 perusahaan global teratas.

Sebagai bagian dari kontribusi terhadap target NZE 2060, PLN Indonesia Power mempercepat pengembangan pembangkit energi hijau dan turut mendukung pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui berbagai inisiatif lingkungan dan sosial.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keandalan pembangkit, PLN IP meluncurkan Digital Power Plant yang terintegrasi dengan Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Teknologi ini memungkinkan pemantauan kinerja pembangkit secara real-time dan mengoptimalkan dua indikator utama, yaitu Equivalent Availability Factor (EAF) dan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR), untuk memastikan operasi yang efisien dan meminimalisir downtime.

Melalui implementasi Transformasi 2.0, PLN IP telah berhasil menghubungkan seluruh unit pembangkit ke dalam sistem REOC, yang membantu meningkatkan efisiensi operasional. “Dengan mengintegrasikan semua unit ke dalam sistem ini, kami menciptakan lingkungan yang lebih efisien dan dapat diandalkan,” kata Edwin.

Hingga 2023, PLN Indonesia Power mencatatkan EAF sebesar 89,54% dan EFOR pada angka 3,63%, menempatkan perusahaan di jalur yang tepat untuk mencapai standar internasional North American Electric Reliability Corporation (NERC), sekaligus menjadi salah satu dari 10% perusahaan dengan kinerja terbaik di dunia dalam pembangkitan listrik.

Di sisi keberlanjutan, PLN Indonesia Power juga terus meningkatkan kinerja dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Selama lebih dari satu dekade, PLN IP berhasil mempertahankan pencapaian PROPER Beyond Compliance, yang mencerminkan komitmen mereka terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.

"Fokus kami ke depan adalah memperkuat kinerja PROPER di seluruh unit pembangkit dan terus berinovasi demi menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan," tutup Edwin.

Informasi lebih lanjut mengenai langkah transformasi PLN Indonesia Power dapat diakses melalui situs resmi www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini