Transformasi PLN Indonesia Power Membawa Perubahan Besar dalam Sektor Energi

Senin, 18 November 2024 | 21:44:04 WIB

Jakarta – Sebagai perusahaan pembangkit terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus melakukan berbagai inovasi dan transformasi untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung transisi energi Indonesia dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa PLN IP berkomitmen memberikan kontribusi lebih besar untuk pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung inisiatif global dalam pengurangan emisi karbon dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

"PLN IP merupakan subholding PLN yang memiliki peran strategis. Peran utama PLN IP saat ini adalah sebagai penyedia solusi energi yang meliputi pembangkitan tenaga listrik yang tersebar di Indonesia, serta mengembangkan bisnis beyond KWh," kata Edwin.

Sebelum meraih predikat sebagai salah satu perusahaan terbaik yang berhasil melakukan transformasi bisnis di tengah gejolak dunia usaha, PLN Indonesia Power dihadapkan pada lima tantangan utama. Hal ini yang mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi pasca-pandemi Covid-19. Atas keberhasilan transformasi tersebut, PLN Indonesia Power juga meraih penghargaan di ajang Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat "very good", yang diikuti oleh banyak perusahaan terkemuka di Indonesia.

“Pertama, pembentukan holding-subholding mengakibatkan peralihan aset pembangkitan ke PLN IP, yang meningkatkan kapasitas pembangkit dua kali lipat, dari sebelumnya 10 GW menjadi 21 GW. Kedua, dengan visi Transformasi 2.0 PLN yang bertujuan untuk menjadi Global Top 500 Company, PLN IP turut berkontribusi dalam pencapaian tersebut,” ujar Edwin.

“Ketiga, ada aspirasi roadmap untuk mencapai NZE sesuai agenda Indonesia menuju NZE 2060, di mana PLN IP berperan penting dalam menyukseskan agenda tersebut. Keempat, perlunya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), dan kelima, momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis agar PLN IP memiliki keunggulan dalam pengembangan pembangkit hijau dan beyond KWh," tambah Edwin.

Sebagai bagian dari upaya transformasi yang berkelanjutan, PLN IP meluncurkan program unggulan untuk meningkatkan kinerja pembangkit melalui implementasi Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).

Program ini bertujuan untuk memantau dan mengelola kinerja pembangkit listrik secara real-time melalui konektivitas digital, yang diharapkan dapat mengoptimalkan dua indikator penting dalam bisnis, yaitu EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Menurut Edwin, sejak dimulainya program Transformasi 2.0, PLN IP telah berhasil menghubungkan mesin pembangkit ke dalam sistem REOC yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan yang lebih efisien.

“Komitmen perusahaan adalah menghubungkan seluruh unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem ini, yang akan meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik,” jelas Edwin.

Pada tahun 2023, PLN IP menunjukkan kemajuan signifikan dengan pencapaian EAF sebesar 89,54% dan EFOR 3,63%. Capaian ini menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai standar Top 10% menurut North American Electric Reliability Corporation (NERC), yang merupakan standar internasional untuk kinerja pembangkit listrik.

“Dengan pencapaian ini, PLN IP terus memperkuat posisinya sebagai penyedia energi andal,” tambah Edwin.

Dari sisi keberlanjutan, transformasi yang dilakukan PLN IP juga berhasil meningkatkan kinerja dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) selama 10 tahun terakhir, yang terlihat dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

"PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER di seluruh unit bisnis pembangkit, yang saat ini berjumlah 36 unit," tutup Edwin. 

Terkini