Jakarta – Sebagai perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus berinovasi dan bertransformasi untuk menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya ini juga merupakan bagian dari kontribusi perusahaan dalam mendukung transisi energi di Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa PLN IP berkomitmen untuk memberikan kontribusi lebih besar dalam pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, mendukung inisiatif global dalam penurunan emisi karbon, serta mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.
"Sebagai salah satu subholding PLN, PLN IP memegang peran strategis dalam penyediaan solusi energi, termasuk pembangkitan tenaga listrik di seluruh Indonesia dan pengembangan bisnis beyond KWh," kata Edwin.
Edwin mengungkapkan bahwa sebelum dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik yang berhasil melakukan transformasi bisnis di tengah gejolak dunia usaha, PLN Indonesia Power dihadapkan pada lima tantangan utama. Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan transformasi besar pasca pandemi Covid-19. Sebagai hasil dari keberhasilannya, PLN Indonesia Power meraih penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat very good, sebuah penghargaan yang juga diraih oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia.
“Pertama, pembentukan holding-subholding yang menyebabkan peralihan aset pembangkitan ke PLN IP, sehingga kapasitas pembangkit meningkat dua kali lipat, dari 10 GW menjadi 21 GW. Kedua, dengan visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi Global Top 500 Company, PLN IP turut berkontribusi dalam pencapaian ini,” ujar Edwin.
“Ketiga, aspirasi roadmap untuk mencapai NZE sesuai dengan agenda Indonesia menuju NZE 2060, di mana PLN IP berperan besar untuk mendukung pencapaian tersebut. Keempat, peran PLN IP dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), dan kelima, momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis agar PLN IP memiliki keunggulan dalam pengembangan pembangkit hijau dan beyond KWh,” tambah Edwin.
Untuk mencapai visi dan menjalankan transformasi yang berkelanjutan, PLN IP meluncurkan program unggulan, Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC), yang bertujuan untuk memantau dan mengelola kinerja pembangkit secara real time melalui konektivitas digital. Dengan program ini, PLN IP berharap dapat mengoptimalkan dua indikator bisnis penting, yakni EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).
Edwin menjelaskan bahwa sejak dimulainya Transformasi 2.0, PLN IP telah berhasil menghubungkan mesin pembangkit ke sistem REOC, yang memungkinkan pengelolaan yang lebih efisien.
“Komitmen kami adalah menghubungkan seluruh unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik,” jelas Edwin.
Pada 2023, PLN IP menunjukkan kemajuan signifikan dengan realisasi EAF mencapai 89,54% dan EFOR berada di level 3,63%. Capaian ini menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai standar North American Electric Reliability Corporation (NERC), yang merupakan acuan internasional untuk kinerja pembangkit listrik.
"Melalui pencapaian ini, PLN IP terus memperkuat posisinya sebagai penyedia energi andal," tambah Edwin.
Dari sisi keberlanjutan, transformasi yang dilakukan oleh PLN IP juga berhasil meningkatkan kinerja aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam 10 tahun terakhir, yang terlihat dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.
"PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER di seluruh unit bisnis pembangkit perusahaan, yang kini berjumlah 36 unit," tutup Edwin.