PLN Indonesia Power Maksimalkan Pemanfaatan Energi Terbarukan dengan Cofiring di PLTU Adipala

Selasa, 13 Februari 2024 | 17:19:30 WIB

JAKARTA- PT PLN Indonesia Power (PLN IP) PLTU Adipala memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan energi terbarukan dengan menerapkan teknologi Cofiring, dimana biomassa digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan batu bara. Limbah dari berbagai sumber, mulai dari kayu hingga limbah uang kertas, kini dijadikan sebagai pilihan ramah lingkungan.

Keberhasilan PLTU Adipala dalam menerapkan Cofiring terutama dalam penggunaan limbah racik uang kertas (LRUK) sebanyak 100 Ton mendapatkan pengakuan dari Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM, yang sebelumnya dihargai dengan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Piagam tersebut diberikan sebagai pengakuan terhadap jumlah LRUK terbanyak yang berhasil diintegrasikan sebagai subtitusi energi primer di Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI, menyampaikan apresiasi atas inovasi PLTU Adipala dalam menjadikan instalasi pembangkit listrik lebih hijau dan berkelanjutan. Dalam kunjungan bersama anggota Komisi VII lainnya, Abdul Kadir Karding dan Rofik Hananto, Sugeng mendorong PLTU Adipala untuk terus meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar utama, seiring dengan peningkatan kebutuhan listrik nasional.

"Kami mendukung PLTU Adipala untuk mencapai target firing biomass hingga 100 persen, sejalan dengan upaya menciptakan PLTU yang lebih ramah lingkungan. Terus dorong inovasi dan keberlanjutan," ujar Sugeng.

Pemanfaatan biomassa tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga memberikan dampak positif pada pengelolaan limbah. Fly Ash and Bottom Ash (FABA), sisa pembakaran batu bara, kini dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk keperluan pembangunan infrastruktur, menciptakan upaya daur ulang yang berkelanjutan.

"Dengan langkah positif ini, PLTU Adipala tidak hanya memastikan keberlanjutan energi terbarukan tetapi juga turut berperan dalam mendukung program Environment, Social, and Governance (ESG)," papar Sugeng.

Wanhar, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, menambahkan bahwa inovasi PLTU Adipala dalam menerapkan Cofiring dengan memanfaatkan berbagai sumber biomassa, seperti kayu dan limbah uang kertas, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"PLTU Adipala telah memulai program Cofiring dengan baik, terutama dengan menggunakan limbah uang kertas. Ini merupakan terobosan yang menarik dan diharapkan dapat menjadi alternatif yang berkelanjutan untuk mendukung energi terbarukan," ungkap Wanhar.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa PLN IP terus berupaya mencapai target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025. Program Cofiring, termasuk di PLTU Adipala, dijadikan sebagai strategi untuk mempercepat peningkatan energi terbarukan dengan minimum investasi, dimana fasilitas yang sudah ada dapat dimaksimalkan.

"PLN Indonesia Power terus melakukan manuver untuk mencapai target bauran EBT di tahun 2025. Program Cofiring menjadi salah satu green booster dalam percepatan peningkatan energi terbarukan. Kami terus mencari alternatif bahan baku, termasuk pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK), sebagai upaya berkelanjutan dalam mendukung lingkungan," ujar Edwin.

PLTU Adipala terus meningkatkan target tonase dan produksi listrik melalui Cofiring, dengan upaya mencapai 5 persen pada tahap selanjutnya. Kerja sama dengan Bank Indonesia Purwokerto dalam pemanfaatan LRUK di tahun 2023 menjadi salah satu langkah strategis untuk mendukung program energi terbarukan PLN Indonesia Power. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa terdapat potensi LRUK sebanyak 6 ribu ton per tahun, menciptakan sumber energi yang berkelanjutan.

Terkini