KPR FLPP Angkat Pertumbuhan Kredit BTN di Tengah Ketatnya Kompetisi

Minggu, 17 November 2024 | 14:41:37 WIB

JAKARTA – Meskipun menghadapi tantangan berupa biaya dana perbankan yang tinggi serta kondisi perekonomian yang menantang, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tetap mencatat pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan. Hingga akhir Agustus 2024, BTN berhasil meningkatkan kredit dan pembiayaannya sebesar 13,05% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun, melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang mencapai 11,4% yoy, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh sektor utama seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi, serta pembiayaan konstruksi yang mendukung penyediaan perumahan bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa permintaan pasar terhadap KPR masih sangat tinggi, menjadi alasan BTN optimistis mampu menjaga laju pertumbuhan kredit yang tetap stabil hingga akhir tahun.

Nixon juga menekankan bahwa pertumbuhan kredit BTN diperkirakan akan tetap berada di angka dua digit, terutama berkat tingginya minat masyarakat untuk memiliki rumah. Hal ini tercermin dari penyaluran KPR subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang kuotanya secara nasional telah habis pada Agustus 2024.

Survei Bank Indonesia (BI) pada kuartal III-2024 juga mendukung optimisme ini. Berdasarkan survei tersebut, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru mencapai 80,6%, didorong oleh kredit konsumsi, khususnya KPR. BI memprediksi tren peningkatan SBT ini akan berlanjut hingga kuartal IV-2024, meskipun ada pengetatan syarat administrasi. Di sisi lain, suku bunga kredit, biaya persetujuan, dan jangka waktu kredit diperkirakan lebih fleksibel.

Industri perbankan yang menjadi responden survei BI menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi dan moneter yang stabil serta risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga. Nixon mengapresiasi keputusan BI dalam memberikan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor padat karya, termasuk sektor perumahan. Dukungan ini, menurut Nixon, akan memperkuat likuiditas BTN untuk fokus pada pembiayaan sektor perumahan.

Nixon juga menyoroti dampak signifikan sektor perumahan terhadap ekonomi. Berdasarkan analisis BTN, pembangunan satu rumah dapat menciptakan lima lapangan kerja. Dengan pembangunan 100.000 rumah, hingga 500.000 tenaga kerja dapat terserap setiap tahunnya. Ia menambahkan bahwa pembangunan berkelanjutan di sektor ini akan membantu menggerakkan ekosistem perumahan dan memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Program Tiga Juta Rumah Dorong Pertumbuhan Kredit BTN

Selain itu, Nixon optimistis bahwa Program Tiga Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan semakin mendorong pertumbuhan kredit BTN. Program ini mencakup pembangunan dua juta rumah di pedesaan, termasuk renovasi rumah tidak layak huni.

Menurut Nixon, renovasi rumah tidak layak huni dapat meningkatkan permintaan bahan bangunan, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat penyaluran kredit karena lahan dan bangunan sudah tersedia. BTN menyatakan siap mendukung program ini dengan menyalurkan pembiayaan yang diperlukan untuk renovasi rumah. Data BTN menunjukkan masih ada sekitar 25 juta unit rumah tidak layak huni di Indonesia, yang jika direnovasi, dapat menjadi instrumen penting untuk menggerakkan ekonomi desa.

Dengan strategi yang terfokus pada sektor perumahan dan dukungan pemerintah, BTN optimistis akan terus mencatatkan pertumbuhan kredit yang stabil dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Terkini