PLN Indonesia Power: Inovasi untuk Menjaga Ketahanan Energi dalam Transisi Energi

Senin, 18 November 2024 | 19:41:35 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power, sebagai salah satu penyedia energi terbesar di Asia Tenggara, terus melakukan transformasi untuk memastikan ketersediaan listrik yang andal dan mendukung transisi energi nasional. Dengan tekad untuk mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, PLN IP berinovasi dalam setiap langkah bisnisnya, guna memberikan solusi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menekankan bahwa perusahaan berkomitmen tidak hanya untuk menyediakan listrik, tetapi juga untuk memainkan peran utama dalam memajukan teknologi energi terbarukan. “Kami percaya bahwa inovasi dalam pengelolaan energi dan adopsi teknologi bersih akan membawa kami menjadi penyedia energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Edwin.

Sebelum meraih penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat 'very good', PLN IP menghadapi lima tantangan besar yang menjadi landasan bagi proses transformasi yang mendalam. Edwin menjelaskan, salah satunya adalah restrukturisasi perusahaan dengan pembentukan holding-subholding yang menyebabkan peningkatan kapasitas pembangkit dari 10 GW menjadi 21 GW. Selain itu, PLN IP juga mendukung visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadikan perusahaan ini masuk dalam jajaran 500 perusahaan global terbaik.

PLN Indonesia Power juga memegang peranan penting dalam mendukung pencapaian NZE 2060 dan mempercepat pengembangan pembangkit energi hijau yang lebih bersih serta berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagai bagian dari transformasi yang berkelanjutan, PLN IP meluncurkan Digital Power Plant melalui Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC), yang mengandalkan teknologi digital untuk memantau kinerja pembangkit secara real-time. Program ini bertujuan untuk meningkatkan dua indikator kinerja utama, yaitu Equivalent Availability Factor (EAF) dan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR), yang berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan keandalan pembangkit listrik.

Melalui Transformasi 2.0, PLN IP telah menghubungkan seluruh unit pembangkit ke sistem REOC, yang berfungsi untuk memantau dan meningkatkan pengelolaan operasional. “Dengan sistem ini, kami dapat memastikan seluruh unit pembangkit beroperasi lebih efisien, andal, dan dengan dampak yang lebih rendah terhadap lingkungan,” jelas Edwin.

Pada 2023, PLN Indonesia Power mencatatkan kinerja luar biasa dengan EAF mencapai 89,54% dan EFOR pada level 3,63%, membawa perusahaan lebih dekat dengan standar internasional Top 10% North American Electric Reliability Corporation (NERC).

Selain itu, keberlanjutan menjadi fokus utama PLN IP. Dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG), PLN IP telah mencapai pencapaian PROPER Beyond Compliance selama lebih dari 10 tahun berturut-turut.

“Ke depan, kami akan terus meningkatkan kinerja PROPER di 36 unit pembangkit yang kami kelola untuk terus mendukung prinsip keberlanjutan yang menjadi komitmen jangka panjang kami,” tutup Edwin.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai PLN Indonesia Power, kunjungi www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini