Strategi Transformasi PLN IP dalam Menghadapi Tantangan Energi

Senin, 18 November 2024 | 19:47:22 WIB

Jakarta – Sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus melakukan berbagai langkah strategis dan transformasi untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya ini juga mendukung transisi energi di Indonesia menuju pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa PLN IP berkomitmen untuk memberikan kontribusi besar dalam mencapai target energi berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung inisiatif global dalam menurunkan emisi karbon dan mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.

"PLN IP adalah salah satu subholding PLN dengan peran strategis. Saat ini, peran utama kami adalah sebagai penyedia solusi energi, termasuk pembangkitan listrik yang tersebar di seluruh Indonesia, serta pengembangan bisnis di luar KWh," ujar Edwin.

Edwin menjelaskan bahwa sebelum mendapatkan pengakuan sebagai salah satu perusahaan terbaik yang sukses melakukan transformasi di tengah dinamika dunia usaha, PLN IP menghadapi lima tantangan utama. Tantangan-tantangan ini mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi signifikan pasca pandemi Covid-19. Berkat transformasi ini, PLN Indonesia Power dianugerahi penghargaan pada ajang Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat very good, yang diikuti banyak perusahaan terkemuka di Indonesia.

“Tantangan pertama adalah pembentukan holding-subholding yang menyebabkan peralihan aset pembangkitan ke PLN IP, sehingga kapasitas pembangkit meningkat dari 10 GW menjadi 21 GW. Tantangan kedua adalah visi Transformasi 2.0 PLN untuk masuk ke jajaran Global Top 500 Company, di mana PLN IP berperan aktif dalam mencapainya,” ungkap Edwin.

“Tantangan ketiga adalah memenuhi roadmap aspirasi menuju NZE 2060 yang menjadi agenda nasional, dan PLN IP memiliki peran kunci dalam menyukseskannya. Tantangan keempat adalah berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), serta tantangan kelima adalah memanfaatkan momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis, khususnya dalam pengembangan pembangkit energi hijau dan beyond KWh,” lanjut Edwin.

Sebagai bagian dari transformasi berkelanjutan dan untuk mencapai visi perusahaan, PLN IP meluncurkan program unggulan yang disebut Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Program ini dirancang untuk memantau dan mengelola kinerja pembangkit secara real-time melalui teknologi digital, dengan tujuan mengoptimalkan dua indikator bisnis utama, yaitu Equivalent Availability Factor (EAF) dan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR).

Sejak penerapan program Transformasi 2.0, PLN IP telah menghubungkan mesin-mesin pembangkit ke sistem REOC, yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan lebih efisien.

“Komitmen kami adalah untuk mengintegrasikan semua unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem ini guna meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit,” kata Edwin.

Pada tahun 2023, PLN IP mencatat kemajuan signifikan dengan pencapaian EAF sebesar 89,54% dan EFOR di level 3,63%. Hasil ini menunjukkan bahwa PLN IP berada di jalur yang tepat untuk mencapai standar Top 10% North American Electric Reliability Corporation (NERC) dalam kinerja pembangkit listrik.

“Dengan pencapaian ini, PLN IP semakin memperkokoh posisinya sebagai penyedia energi andal,” tambah Edwin.

Dari sisi keberlanjutan, transformasi yang dilakukan PLN IP juga berhasil meningkatkan kinerja di bidang Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam satu dekade terakhir, terlihat dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

“PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER di seluruh unit bisnis pembangkit yang kini berjumlah 36 unit,” tutup Edwin.

Terkini