PLN IP dan Transformasi Menuju Keandalan Pasokan Energi

Minggu, 17 November 2024 | 15:12:19 WIB

Jakarta – Sebagai perusahaan pembangkitan listrik terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power terus melakukan berbagai langkah strategis dan transformasi guna menghadapi tantangan dalam memastikan ketersediaan pasokan listrik. Upaya korporasi ini juga bertujuan mendukung transisi energi nasional dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa PLN IP berkomitmen untuk berkontribusi lebih besar terhadap pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, mendukung inisiatif global dalam pengurangan emisi karbon, serta mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.

"PLN IP adalah salah satu subholding PLN dengan peran strategis yang signifikan. Saat ini, PLN IP berfungsi sebagai penyedia solusi energi yang mencakup pembangkitan listrik di berbagai wilayah Indonesia, serta mengembangkan bisnis beyond KWh," ujar Edwin.

Sebelum meraih pengakuan sebagai salah satu perusahaan terbaik dalam melakukan transformasi bisnis di tengah dinamika industri, PLN Indonesia Power menghadapi lima tantangan utama yang mendorong korporasi untuk bertransformasi pasca pandemi Covid-19. Atas keberhasilannya, PLN Indonesia Power mendapatkan penghargaan dalam ajang Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat very good. Penghargaan ini diikuti oleh banyak perusahaan terkemuka di Indonesia.

“Tantangan pertama adalah pembentukan holding-subholding yang berdampak pada peralihan aset pembangkitan ke PLN IP, sehingga kapasitas pembangkit meningkat dari 10 GW menjadi 21 GW. Tantangan kedua adalah visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi Global Top 500 Company, di mana PLN IP berperan dalam mendukung pencapaian ini,” kata Edwin.

“Tantangan ketiga adalah aspirasi roadmap untuk mencapai NZE sesuai agenda Indonesia menuju NZE 2060, di mana PLN IP berperan penting. Tantangan keempat mencakup kontribusi dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tantangan kelima adalah momentum percepatan pengembangan bisnis agar PLN IP memiliki keunggulan dalam pengembangan pembangkit hijau dan beyond KWh," tambah Edwin.

Dalam rangka menjalankan transformasi berkelanjutan dan mencapai visi perusahaan, PLN IP telah meluncurkan program unggulan berupa Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Program ini bertujuan memantau dan mengelola kinerja pembangkit listrik secara real-time melalui teknologi digital, dengan harapan dapat mengoptimalkan dua indikator penting bisnis, yaitu EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Edwin menjelaskan bahwa sejak dimulainya program Transformasi 2.0, PLN IP berhasil menghubungkan mesin-mesin pembangkit ke sistem REOC, memungkinkan pemantauan dan pengelolaan yang lebih efisien.

“Perusahaan berkomitmen untuk mengintegrasikan seluruh unit dan mesin pembangkit ke sistem ini guna meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik,” ujarnya.

Pada 2023, PLN IP menunjukkan perkembangan signifikan dengan EAF sebesar 89,54% dan EFOR di level 3,63%. Capaian ini menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai target Top 10% standar North American Electric Reliability Corporation (NERC), standar internasional untuk kinerja pembangkit listrik.

“Dengan capaian ini, PLN IP semakin memperkuat posisinya sebagai penyedia energi yang andal,” lanjut Edwin.

Dari sisi keberlanjutan, transformasi yang dijalankan PLN IP berhasil meningkatkan kinerja Environmental, Social and Governance (ESG) dalam satu dekade terakhir, terbukti dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

"PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER di seluruh 36 unit bisnis pembangkit yang dikelola perusahaan," tutup Edwin.

Terkini