Pengelolaan Carbon Jadi Komitmen Utama Pertamina

Kamis, 14 November 2024 | 19:37:46 WIB

Baku – PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan potensi pasar karbon sebagai bagian dari komitmennya dalam transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Dalam acara COP 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis, memaparkan berbagai strategi perusahaan dalam mendorong bisnis karbon untuk menciptakan dampak positif terhadap lingkungan dan memperkuat bisnis energi berkelanjutan.

John menggarisbawahi bahwa perdagangan karbon memberikan peluang besar bagi perusahaan energi. Pertamina, kata John, mengandalkan dua pendekatan: solusi berbasis teknologi seperti pengembangan energi terbarukan, dan solusi berbasis alam melalui proyek-proyek konservasi. Sebagai contoh, Pertamina telah berkolaborasi dengan mitra strategis dalam program konservasi mangrove yang berpotensi diubah menjadi kredit karbon.

“Pendekatan berbasis teknologi mencakup pengembangan energi terbarukan, sementara pendekatan berbasis alam melibatkan kolaborasi dalam pelestarian mangrove yang nantinya dapat dikonversi ke dalam kredit karbon,” jelasnya.

Seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap kredit karbon, serta proyeksi harga yang kompetitif, John percaya bahwa pasar karbon Indonesia akan terus berkembang. Pertamina melihat peluang besar dalam mendukung mekanisme penyimpanan karbon yang diusung pemerintah di masa mendatang.

PNRE juga menunjukkan keseriusan dalam pengurangan emisi domestik dengan menerapkan berbagai inisiatif seperti efisiensi energi, penghapusan zero flaring, serta teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

“Upaya kami tidak sekadar memenuhi target emisi, tetapi juga menciptakan bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan dan mendukung masa depan rendah karbon,” ujar John.

Dalam upaya lain, Pertamina bermitra dengan perusahaan global, seperti ExxonMobil dan perusahaan asal Jepang, untuk proyek penyimpanan CO2 yang memanfaatkan reservoir minyak dan gas yang sudah tidak aktif. Potensi kapasitas penyimpanan ini diperkirakan mencapai 5 gigaton CO2, yang dapat berkontribusi besar dalam pengurangan emisi nasional.

Pertamina juga menunjukkan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan terkait net zero melalui kompensasi kredit karbon dan penerapan sertifikasi net zero pada operasional internalnya.

“Generasi muda kini semakin peduli pada lingkungan, dan kami ingin membuktikan bahwa bisnis ini selaras dengan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tambah John.

Dengan langkah-langkah tersebut, Pertamina semakin mengukuhkan perannya sebagai pemimpin di industri energi yang mendukung target Net Zero Emission 2060. Komitmen ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh aspek operasional perusahaan.

Terkini