Transformasi Digital PLN Indonesia Power untuk Mendukung Transisi Energi

Sabtu, 16 November 2024 | 12:31:49 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power, sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, telah melaksanakan berbagai langkah transformasi guna menghadapi tantangan pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Upaya ini juga mendukung agenda transisi energi nasional untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa PLN IP memiliki tekad kuat untuk mendorong pencapaian energi berkelanjutan di Indonesia dan turut serta dalam inisiatif global untuk menekan emisi karbon dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan.

"PLN IP merupakan subholding PLN yang memainkan peran strategis dalam pembangkitan tenaga listrik di seluruh Indonesia, serta mengembangkan layanan beyond KWh sebagai solusi energi menyeluruh," ungkap Edwin.

Menurut Edwin, transformasi besar yang dilakukan PLN IP tidaklah mudah. Perusahaan harus menghadapi lima tantangan utama sebelum mendapatkan pengakuan sebagai salah satu perusahaan dengan transformasi terbaik di Indonesia. Berkat keberhasilan ini, PLN IP menerima penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat sangat baik, bersaing di antara banyak perusahaan besar lainnya.

“Tantangan pertama adalah pembentukan holding-subholding yang menyebabkan peralihan aset pembangkitan ke PLN IP dan meningkatkan kapasitas dari 10 GW menjadi 21 GW. Tantangan kedua adalah pencapaian visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi bagian dari Global Top 500 Company, di mana PLN IP berperan penting,” kata Edwin.

“Tantangan ketiga melibatkan aspirasi roadmap menuju NZE 2060. Keempat, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s). Tantangan kelima, PLN IP memanfaatkan momentum percepatan pengembangan bisnis dengan fokus pada pembangkitan energi hijau dan beyond KWh,” lanjut Edwin.

Dalam upaya menjalankan transformasi berkelanjutan, PLN IP meluncurkan Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Program ini berfungsi untuk mengelola kinerja pembangkit listrik secara digital dan real-time, dengan tujuan meningkatkan indikator EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Edwin menyebutkan bahwa program Transformasi 2.0 memungkinkan PLN IP menghubungkan mesin-mesin pembangkit ke sistem REOC, sehingga memudahkan pemantauan kinerja dengan lebih efisien.

“Visi kami adalah mengintegrasikan seluruh unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem REOC untuk meningkatkan efisiensi operasional serta keandalan pembangkit,” ujar Edwin.

Pada 2023, PLN IP mencatat peningkatan signifikan dengan EAF mencapai 89,54% dan EFOR turun menjadi 3,63%, menempatkan perusahaan di jalur yang sesuai untuk mencapai Top 10% standar North American Electric Reliability Corporation (NERC).

“Hasil ini mengukuhkan posisi PLN IP sebagai penyedia energi yang andal,” jelas Edwin.

Dari perspektif keberlanjutan, transformasi PLN IP juga berhasil meningkatkan kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam dekade terakhir, yang ditunjukkan melalui pencapaian PROPER Beyond Compliance.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan performa PROPER di 36 unit pembangkit PLN IP,” tutup Edwin.

Berita lebih lanjut tentang PLN Indonesia Power dapat diakses di www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini