Transformasi Berbasis Inovasi, Peran PLN Indonesia Power dalam Transisi Energi

Jumat, 15 November 2024 | 13:14:25 WIB

Jakarta – PLN Indonesia Power, sebagai salah satu perusahaan pembangkit terbesar di Asia Tenggara, terus melakukan transformasi besar untuk mengatasi tantangan pasokan listrik nasional. Inisiatif ini juga mendukung transisi energi di Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menyampaikan bahwa PLN IP bertekad memberikan kontribusi besar terhadap energi berkelanjutan di Indonesia. Langkah ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan adopsi teknologi ramah lingkungan.

“PLN IP, sebagai subholding PLN, memiliki peran strategis dalam memastikan keandalan pembangkitan listrik di Indonesia serta pengembangan bisnis beyond KWh yang lebih luas,” jelas Edwin.

Edwin menambahkan bahwa transformasi perusahaan ini menghadapi berbagai tantangan besar sebelum akhirnya diakui sebagai salah satu perusahaan dengan transformasi terbaik. Atas keberhasilannya, PLN IP menerima penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat ‘very good’, di tengah persaingan ketat dengan banyak perusahaan lain.

“Tantangan pertama yang dihadapi adalah pembentukan holding-subholding yang mengalihkan aset pembangkit ke PLN IP, meningkatkan kapasitas dari 10 GW menjadi 21 GW. Tantangan kedua adalah kontribusi PLN IP terhadap Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi Global Top 500 Company,” ungkap Edwin.

“Tantangan ketiga berkaitan dengan peran PLN IP dalam roadmap menuju NZE 2060. Keempat, pentingnya kontribusi dalam mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s). Terakhir, PLN IP mempercepat pengembangan bisnisnya untuk memperkuat keunggulan dalam pembangkitan energi hijau dan beyond KWh,” tambah Edwin.

Untuk menjalankan transformasi berkelanjutan, PLN IP memperkenalkan Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional pembangkit melalui pemantauan dan pengelolaan digital secara real-time, dengan target peningkatan Equivalent Availability Factor (EAF) dan penurunan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR).

Edwin menuturkan bahwa sejak Transformasi 2.0 diluncurkan, sistem REOC telah mengintegrasikan berbagai mesin pembangkit, memungkinkan pemantauan lebih efisien dan terstruktur.

“Target kami adalah memastikan semua unit pembangkit terhubung ke sistem ini untuk memaksimalkan keandalan dan efisiensi,” ujar Edwin.

Selama 2023, PLN IP mencatat capaian signifikan dengan realisasi EAF sebesar 89,54% dan EFOR di angka 3,63%, yang sejalan dengan target untuk mencapai standar kinerja Top 10% North American Electric Reliability Corporation (NERC).

“Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi PLN IP sebagai penyedia energi yang dapat diandalkan,” tegas Edwin.

Dari sisi keberlanjutan, transformasi yang dilakukan telah meningkatkan performa dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) selama sepuluh tahun terakhir, yang tercermin dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

“Kami akan terus memperkuat performa PROPER di seluruh unit pembangkit, yang kini berjumlah 36 unit,” pungkas Edwin.

Berita terkait PLN Indonesia Power lainnya dapat diakses melalui www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini