Keberhasilan Transformasi PLN IP dalam Mendukung Transisi Energi

Sabtu, 16 November 2024 | 13:14:34 WIB

Jakarta – Sebagai perusahaan pembangkitan terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus melakukan manuver strategis dan transformasi untuk menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Langkah ini juga mendukung transisi energi nasional guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan komitmen PLN IP dalam memberikan kontribusi besar untuk mencapai target energi berkelanjutan di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan inisiatif global untuk mengurangi emisi karbon dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan.

"PLN IP adalah salah satu subholding PLN yang memiliki peran strategis. Saat ini, peran utama PLN IP adalah sebagai penyedia solusi energi yang mencakup pembangkitan listrik di seluruh Indonesia serta pengembangan bisnis beyond KWh," jelas Edwin.

Sebelum diakui sebagai perusahaan yang berhasil melakukan transformasi bisnis di tengah tantangan dunia usaha, PLN IP menghadapi lima tantangan utama yang mendorong transformasi pasca-pandemi Covid-19. Atas keberhasilan transformasi ini, PLN IP meraih penghargaan Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat "very good", diikuti oleh berbagai perusahaan ternama di Indonesia.

“Tantangan pertama adalah pembentukan holding-subholding yang berdampak pada peralihan aset pembangkit ke PLN IP, meningkatkan kapasitas pembangkit dari 10 GW menjadi 21 GW. Kedua, visi Transformasi 2.0 PLN untuk masuk dalam Global Top 500 Company, di mana PLN IP berperan aktif dalam pencapaian ini,” tutur Edwin.

“Tantangan ketiga adalah roadmap untuk mencapai NZE sesuai agenda Indonesia 2060, di mana PLN IP memiliki peran penting. Keempat, keterlibatan dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), dan kelima, memanfaatkan momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis agar unggul dalam pembangkit hijau dan beyond KWh,” tambahnya.

PLN IP telah meluncurkan program unggulan untuk mengoptimalkan kinerja pembangkit, yaitu Digital Power Plant atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC). Program ini memantau dan mengelola kinerja pembangkit secara real time melalui konektivitas digital, bertujuan meningkatkan dua indikator bisnis utama: EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Edwin menyatakan, sejak implementasi Transformasi 2.0, PLN IP berhasil mengintegrasikan mesin pembangkit ke sistem REOC untuk pemantauan dan pengelolaan yang lebih efisien.

“Perusahaan berkomitmen menghubungkan seluruh unit dan mesin pembangkit ke sistem ini guna meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit,” ujar Edwin.

Pada 2023, PLN IP mencatat kemajuan signifikan dengan realisasi EAF mencapai 89,54% dan EFOR pada 3,63%, menempatkan perusahaan pada jalur menuju Top 10% standar North American Electric Reliability Corporation (NERC).

“Dengan hasil ini, PLN IP semakin memperkuat posisinya sebagai penyedia energi andal,” lanjut Edwin.

Dari sisi keberlanjutan, transformasi PLN IP berhasil meningkatkan kinerja aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) selama satu dekade terakhir, tercermin dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

"PLN IP berkomitmen meningkatkan kinerja PROPER di seluruh 36 unit bisnis pembangkitnya," tutup Edwin.

Terkini